BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar
Belakang Masalah
Dalam
pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat perlu dana maupun modal. Misalnya untuk
membuka suatu lapangan usaha tidak hanya membutuhkan bakat dan kemauan keras
untuk berusaha, tetapi juga diperlukan adanya modal dalam bentuk tunai. Hal itulah yang menjadi potensi perlu
adanya lembaga perkreditan yang menyediakan dana pinjaman. Untuk mendapatkan
modal usaha melalui kredit masyarakat membutuhkan adanya sarana dan prasarana.
Maka pemerintah memberikansarana berupa lembaga perbankandanlembaga nonperbankan.Selain
itu peraturan perizinan operasional gadai telah dipermudah. Secara de jure, usaha gadai saat ini hanya
dilakukan oleh perusahaan gadai milik pemerintah, sudah berkali-kali berubah
badan hukum Indonesia sejak 1961. Namun secara de facto, sudah banyak yang menjalankan bisnis gadai meskipun belum
memiliki dasar hukum yang kuat.
Gejala ini merupakan peluang usaha yang sangat baik
untuk meningkatkan pendapatan nasional. Berbagai perusahaan gadai baru pun mulai bermunculan
baik lembagapemerintahan maupun swasta. Fenomena ini di suatu sisi akan menguntungkan konsumen dengan tersedianya
berbagai pilihan penyedia jasa dengan bebagai kemudahan yang ditawarkan, namun
di sisi lain hal ini merupakan ancaman bagi perusahaan gadai
lain baik perbankan maupun non perbankan dengan bertambahnya pesaing. Untuk memenangkan persaingan
tersebut, tentu setiap perusahaan
harus lebih memperhatikan kepuasan konsumen yang menjadi sasaran jasa yang ditawarkan untuk memperoleh
keuntungan.
Kepuasan ataupun ketidakpuasan konsumen kini menjadi
pembicaraan yang hangat ditingkat internasional, nasional, industri, dan
perusahaan. Konsumen yang menjadi objek atau sasaran jasa yang ditawarkan oleh
industri atau perusahaan haruslah bisa merasakan sebuah nilai kepuasan dari
jasa yang digunakan. Tentunya hal ini akan memberikan dampak yang ssangat besar
terhadap keberlangsungan usaha perusahaan , karena apabila konsumen merasa puas
terhadap jasa yang ditawarkan oleh perusahaan maka akan berdampak terhadap
tingginya tingkat penjualan jasa yang ditawarkan dan hal ini bisa jadi membuat
konsumen akan merasa bangga dan senang dengan jasa yang digunakan. Akan tetapi
sebaliknya apabila konsumen merasa tidak puas terhadap jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan maka akan berdampak terhadap menurunnya tingkat penjualan dan
bisa jadi konsumen akan beralih ke perusahaan pesaing.
Menganalisi kepuasan konsumen sangat perlu dilakukan,
karena kepuasan konsumen atas suatu jasa tentu akan berbeda pada waktu yang
berbeda pula. Bisa jadi jasa yang ditawarkan dianggap memuaskan pada saat
sekarang tetapi belum tentu akan memuaskan pada masa yang akan datang. Sehingga
perusahaan diharapkan akan lebih tanggap mendengar keluhan konsumennya.
Selain itu, salah satu faktor penting yang menjadi
penentu keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan untuk
mencapai target laba yang maksimal dalam usaha mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaan adalah kegiatan pemasaran. Untuk itu setiap perusahaan harus
mampu merumuskan strategi pemasaran yang tepat karena dengan adanya strategi
yang tepat, dapat diartikan bahwa perusahaan telah mengenal dengan baik
kelemahan dan kekuatan dari perusahaan itu sendiri dan sekaligus dapat
mengantisipasi kesempatan dan ancaman yang berasal dari luar perusahaan
sehingga perusahaan dapat lebih memantapkan diri dalam menghadapi persaingan
yang ada dan pada akhirnya akan bermuara pada keberhasilan dalam usaha
maksimisasi profit. Hal lain yang
perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah perilaku konsumen, perusahaan harus
mampu membaca kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan. Dengan mengetahui keinginan konsumen, perusahaan dapat
merumuskan strategi pemasaran yang tepat yang mampu mempengaruhi kepuasan
konsumen dalam menggunakan jasa yang ditawarkan perusahaan. Strategi pemasaran
terbagi atas dua bagian yaitu: STP (Segmentation,Targeting
and positioning) dan srategi bauran pemasaran. Untuk
perusahaan jasa strategi bauranpemasaran jasa terbagi atas 7 elemen yaitu: product, price,place,promotion,people,physical
evidence dan process. Zeithaml
dan Bitner (dalam Firah Sri Widari Rahman,2005:3)
PT
Pegadaian (Persero) sebagai perusahaan gadai pertama di Indonesia berupaya
menerapkan strategi bauran pemasaran yang dinilai cukup jitu dalam menghadapi
persaingan yang ketat di sektor gadai
dewasa ini. Beberapa tahun terakhir ini perkembangan omzet PT. Pegadaian (Persero) Cabang Belopamemperlihatkan hasil yang cukup memuaskan, terjadi peningkatan yang cukup tajam
pada pencapaian omzetsetiap tahunnya yang
rata-rata mencapai 6 milyar per tahun, seperti yang terlihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 1.1
Tabel Pendapatan PT.
Pegadaian Persero Cabang Belopa
TAHUN
|
PENJUALAN
(Rupiah)
|
2007
|
14.023.873.500
|
2008
|
20.663.016.500
|
2009
|
26.899.838.000
|
2010
|
32.445.233.000
|
2011
|
38.720.921.500
|
|
Untuk itu, perlu untuk mengetahui pengaruh
strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh PT. Pegadaian (Persero) cabang Belopa terhadap kepuasan konsumen dalam
memilih PT. Pegadaian (Persero),
perlu pula mengetahuielemen-elemen
mana saja dari strategi bauran pemasaran tersebut yang paling berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen, karena hal tersebut dapat menjadi keunggulan
kompetitif bagi perusahaan.
Dengan melihat pentingnya peranan kepuasan konsumen dalam
usaha pencapaian tujuan perusahaan, maka penulismengangkat judul “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Jasa
terhadapKepuasanKonsumen dalam Memilih Produk JasaPT.
Pegadaian (Persero)Cabang Belopa”.
1. 2. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan,maka
yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan ini adalah:
1. Apakah bauran pemasaran jasa yang terdiri dari dimensi product, price, place, promotion, people,
physical evidence dan process berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen dalam memilih produk jasa PT Pegadaian (Persero) Cabang Belopa?
2. Dimensi apakah dari bauran pemasaran jasa yang terdiri
dari product, price, place,
promotion, people, physical evidence, dan processyang dominan
berpengaruh terhadap kepuasan konsumendalam memilih produk jasa PT Pegadaian (Persero) Cabang Belopa?
1. 3. Tujuan Dan Manfaat
Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat penulisan ini adalah
sebagai berikut :
Tujuan
penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui pengaruh strategi bauran pemasaran
jasa yang terdiri dari product, price, place, promotion,
people, physical evidence, dan processterhadap kepuasan konsumen dalam memilih produk jasaPT Pegadaian (Persero) Cabang Belopa.
2.
Mengetahui
dimensidari bauran pemasaran jasa yang paling dominan mempengaruhi kepuasan
konsumen dalam memilih produk jasaPT
Pegadaian (Persero) Cabang Belopa.
Manfaat penulisan adalah:
1.
Sebagai
referensi bagi perusahaan dalam menetapkan strategi pemasarannya.
2.
Sebagai
acuan bagi pihak yang berniat untuk meneliti lebih lanjut mengenai strategi
pemasaran.
3.
Menambah
khasanah pemikiran penulis dan pembaca di bidang kajianpemasaran.
1.
4. Sistematika Penulisan
Proposal ini
terbagi atas 3 bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Merupakan bab
pendahuluan yang berisi latar belakang pelaksanaan penelitian, pendekatan masalah
serta tujuan dan manfaat penelitian.
BAB II Tinjauan Pustaka
Berisi landasan teori yang membahas teori-teori pendukung
dalam penelitian, kerangka berpikir dan hipotesis.
BAB III Metodologi Penelitian
Membahas metodologi
penelitian yang terdiri dari objek penelitian, populasi dan sampel, jenis dan
sumber data, teknik pengumpulan data, model dan tehnik analisis serta definisi
operasional.
BAB
IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Bab ini membahas hasil dari penelitian.
BAB
V Penutup
Berisi kesimpulan dari pembahasan serta saran-saran.
|
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2. 1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang
dilakukan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pemasaran ini
meliputi berbagai kegiatan yang terkait dengan upaya menyampaikan produk kepada
konumen diantaranya penetapan harga, penentuan produk sesuai keinginan
konsumen, kegiatan distribusi, dan kegiatan promosi.
Beberapa ahli juga mengemukakan pendapatnya mengenai
definisi pemasaran. Kotler dan Amstrong (dalam Firah
Sri Widari Rahman, 2005:6) mengemukakan
bahwa pemasaran adalah suatu proses manajerial yang membuat individu dan
kelompok memperoleh apa saja yang mereka butuhkan serta inginkan lewat
penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan orang lain.
Definisi pemasaran yang dikemukakan Sumarni dan
Soprihanto (dalam Firah Sri Widari Rahman, 2005:6), pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan
bisnis yang dituju untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang
ada maupun pembeli potensial.
Pendapat lain mengenai definisi pemasaran dikemukakan
oleh Gitosudarmo (dalam Firah
Sri Widari Rahman, 2005:7) adalah kegiatan
yang berupa penentuan jenis produk yang dihasilkan, jumlah yang harus
dipasarkan, cara penyalurannya, bentuk promosinya, dan sebagainya. Sunarto
mengemukakan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membuat
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat
penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
(dalam Firah
Sri Widari Rahman, 2005:7)
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pemasaran adalah kegiatan yang sangat kompleks dan tidak hanya menyangkut upaya
menawarkan suatu produk kepada konsumen tetapi juga menyangkut proses yang
terjadi sebelum barang tersebut ditawarkan kepada konsumen sampai pada dampak
setelah konsumen mengkonsumsi suatu produk.
2.1.2.
Pengertian
Jasa
Sektor
jasa dewasa ini mengalami peningkatan,hal ini dibuktikan dengan meningkatnya
kontribusi sektor jasa terhadap perekonomian dunia, yaitu sekitar 75% misalnya
di Eropa sektor jasa menyumbang 60% dari PDB. Zeithaml dan Bitner (dalam Firah Sri Widari
Rahman, 2005:7)
Maraknya sektor jasa kemudian mengundang berbagai
analisis dan pemikiran strategis untuk pengembangan sektor ini. Persepsi
mesyarakat terhadap kata jasa itu sendiri beragam mulai dari pelayanan personal
sampai jasa sebagai suatu produk. Beberapa pakar mencoba mendefinisikan jasa
sebagai berikut, jasa adalah kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual. Swastha dan Sukotjo (dalam Firah Sri Widari Rahman,
2005:8)
Zeithaml
dan Bitner mengemukakan bahwa“Service is
include all economic activities whose
output is not a physical product or construction, is generally consumed at the
time it is produced and provides addaed value in forms (such as convenience,
amusement, timeliness, comfort or health) that are essentially intangibleconcerns of it’s
first purchaser. (dalam Firah Sri Widari Rahman, 2005:8)
Sampai
saat ini masih terdapat kesulitan memilah antara sektor manufaktur dan sektor
jasa karena terkadang perusahaan yang menawarkan jasa atau barang tidak
berwujud juga melibatkan variabel-variabel manufaktur, misalnya sebuah restoran
yang menawarkan jasa tetapi juga melibatkan variabel manufaktur atau barang
berwujud, yaitu makanan yang disajikan.
Untuk itu perlu dipahami perbedaan mendasar antara
produk dan jasa yang dapat kita lihat dalam tabel berikut:
|
||||
Barang
|
Jasa
|
Implikasi
yang dihasilkan
|
||
Berwujud
|
Tidak
Berwujud
|
|
||
Kualitas
distandarkan
|
Kualitas
beragam
|
|
||
Produksi
terpisah
Dengan
konsumsi
|
Diproduksi dan
dikonsumsi secara Bersamaan
|
|
||
Tahan
lama
|
Tidak
tahan lama
|
|
|
1. Tidak
Berwujud
Jasa lebih berupa
tindakan sehingga tidak dapat dilihat,diraba dan dirasakan. Karakteristik ini
mengakibatkan jasa tidak dapat disimpan sehingga fluktuasi permintaan tidak
dapat dikendalikan. Jasa tidak dapat dipatenkan sehingga mudah ditiru oleh
pesaing. Jasa tidak dapat dipajang atau dikomunikasikan dengan mudah kepada
konsumen atau denagn kata lain terdapat kesulitan dalam promosi sehingga
terdapat kesulitan bagi konsumen dalam menilai kualitas jasa. Dampak lain dari
karakteristik ini adalah terdapat kesulitan dalam memperhitungkan biaya
produksi sehingga penentuan harga
seringkali menemui kendala.
2.
Heterogenitas
Karena jasa berupa
tindakan dan diproduksi secara berkala oleh manusia sehingga tidak terdapat
jasa yang benar-benar sama. Heterogenitas ini juga disebabkan karena tidak ada
konsumen yang benar-benar sama sehingga jasa yang diberikan kepada
masing-masing konsumen juga bebeda.
3.
Produksi dan Konsumsi Dilakukan Bersamaan
Jasa langsung dikonsumsi pada saat jasa itu diproduksi.
Hal ini berdampak pada kualitas jasa dan kepuasan konsumen yang sangat
ditentukan pada apa yang terjadi saat pelayanan diberikan.
4.
Tidak Tahan Lama
Perishable
atau
tidak tahan lama merupakan cerminan dari sifat jasa yang tidak dapat disimpan
dan dikembalikan sehingga diperlukan strategi perbaikan yang cukup jitu apabila
terjadi kesalahan dalam pelayanan.
2.1.3.
Bauran
Pemasaran Jasa
Bauran
pemasaran adalah elemen-elemen dari strategi pemasaran yang dikombinasikan oleh
para pemasar untuk mencapai kepuasan konsumen. Bauran pemasaran untuk barang
terdiri dari product, price, place dan promotion. Dalam perusahaan jasa keempat
faktor tersebut juga memegang peranan penting, namun mengingat jasa diproduksi
dan dikonsumsi secara bersama-sama, jasa itu didistribusikan langsug oleh
penyedia jasa (people) dan melibatkan
promosi pada saat itu juga, penentuan harga juga menjadi sangat kompleks karena
terdapat biaya biaya produksi yang sulit diperkirakan dan sebagian besar
konsumen menggunakan harga sebagai alat ukur kualitas, maka diperlukan
elemen-elemen tambahan untuk membantu strategi pemasaran perusahaan, sehingga
di sektor jasa bauran pemasaran tersebut dilengkapi menjadi 7 elemen, yaitu:
1. Product (Produk)
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian,
dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek secar fisik, jasa, orang, tempat,
organisasi dan ide. Kotler (dalam Firah Sri Widari Rahman,
2005:12)
Produk terbagi atas produk konsumen dan produk industri.
Produk konsumen adalah produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi
pribadi, sedangkan produk industri adalah barang yang dibeli oleh individu atau
organisasi untuk diproses lebih lanjut atau dipergunakan dalam melakukan bisnis.
Keputusan yang berhubungan dengan pengembangan dan
pemasaran produk terdiri dari keputusan mengenai atribut produk, penetapan
merek, pengemasan, pemberian label dan jasa pendukung produk.
2. Price (harga) adalah
jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah uang atau
nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau mengunakan produk
atau jasa. Kotler (dalam Firah
Sri Widari Rahman, 2005:12)
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi keputusan harga
termasuk sasaran pemasaran,strategi bauran pemasaran, biaya dan organisasi
perusahaan. Sebelum menetapkan harga, perusahaan harus memutuskan mengenai
strategi untuk produk. Bila perusahaan telah memilah pasar sasaran dan
pemosisian secara cermat, maka strategi bauran pemasran, termasuk harga,
biasanya sudah jelas.
Harga adalah satu-satunya alat bauran pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya. Keputusan harga harus dikoordinasikan dengan rancangan
produk, distribusi dan promosi yang membentuk program pemasarn yang konsisten
dan efektif. Karena dari elemen- elemen bauran pemasaran tersebut dapat
ditentukan besarnnya biaya produksi yang selanjutnya akan mempengaruhi
penetapan harga. Manajemen juga harus menentukan siapa dalam perusahaan yang
harus menentukan harga. Selain itu penetapan harga juga dipengaruhi oleh pasar
dan permintaan, persaingan serta elemen-elemen lingkungan yang lainnya.
3. Place (Distribusi)merupakan salah satu faktor penting dalam bauran
pemasaran karena hal ini menyangkut bagaimana suatu produk dapat sampai ke
tangan konsumen. Untuk itu suatu perusahaan perlu menentukan saluran distribusi
yang tepat agar produk yang dihasilkan dapat dengan mudah diperoleh konsumen.
4. Promotion
(Promosi), lewat promosi suatu produk
dapat dikomunikasikan kepada konsumen, dalam mempromosikan produk hendaknya
dipertimbangkan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pertimbangan
konsumen dalam memilih suatu produk, sehingga bentuk promosi yang diberikan
harus mencakup hal-hal yang bersifat persuasif sehingga konsumen dapat tertarik
untuk menggunakan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
5. People (Karyawan) adalah orang-orang yang memainkan peran
untuk menyampaikan jasa kepada konsumen. Orang-orang ini akan mempengaruhi
persepsi konsumen, nama dan image perusahaan serta konsumen-konsumen pengguna
jasa perusahaan lain.Bagaimana pemberi jasa itu berpakaian, penampilan pribadi
dan tingkah laku akan mempengaruhi persepsi dan pertimbangan konsumen dalam
memilih jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan.
6. Physical Evidence
(Bukti fisik)adalah hal-hal yang terdapat disekitar tempat pemberian jasa yang berwujud yang dapat memperlihatkan
kepada konsumen kualitas jasa yang diberikan, misalnya brosur, spanduk, papan
pengumuman, dan lain-lain.
7. Process
(Proses)adalah prosedur-prosedur, mekanisme dan aktifitas-aktifitas lainnya
yang terjadi dalam usaha pemberian pelayanan atau penyampaian jasa kepada
konsumen.
Ketujuh
faktor-faktor inilah yang akan mempengaruhi kepuasan konsumen dalam memilih
jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan.
2.1.4.
Kepuasan
Konsumen
Dari
keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan pada akhirnya akan
bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh konsumen mengenai kepuasan yang
dirasakan. Kepuasan merupakan tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan
hasil perbandingan atas kineja produk (jasa) yang diterima dan yang diharapkan.
Kotler (dalam Yudi Adhitama, 2009:18) Dalam era globalisai ini, perusahaan akan
selalu menyadari pentingnya factor konsumen. Oleh karena itu mengukur tingkat
kepuasan para konsumen sangat perlu, walaupun hal tersebut tidaklah semudah
mengukur berat badan atau tinggi badan konsumen yang bersangkutan.
Menurut
Oxford Advanced Learner’s Dictionary, seperti yang dikutip oleh Fandy Tjiptono
dan Gregorius Chandra (dalam Yudi Adhitama 2009:18), kepuasan dideskripsikan
sebagai:
“The good feeling that you
have when you achieved something or when something that you wanted to happen
does happen”; ”The act of fulfilling a need or desire”;dan “An acceptable way
of dealing with a complaint, a debt, an injury, etc.”
Dalam
istilah diatas begitu kompleks dan tidak ada seorangpun yang bisa
mendefenisikan secara pasti dan defenisi-defenisi diatas kelihatan berlainan
artinya, sebab kata-kata yang digunakan sangat bervariasi. Namun demikian, pada
dasarnya defenisi-defenisi diatas mempunyai arti yang sama, yaitu perasaan enak
yang dirasakan ketika sesuatu, hasrat yang kita inginkan akhirnya tercapai.
Sementara
menurut Webster’s, seperti yang dikutip oleh Rambat Lupiyoadi (dalam Yudi
Adhitama, 2009:19), pelanggan adalah
“one who frequents any place
of sale for the sake of purchasing goods
or wares”.), atau “costumer is one who frequents or visit any place for
procuring what he wants…”
Jadi
dengan kata lain, konsumen adalah seseorang yang secara kontinu dan berulang
kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan
memiliki suatu produk atau mendapatkan jasa dan membayar produk atau jasa
tersebut.
Faktor
utama penentu kepuasan konsumen adalah persepsi konsumen terhadap kualitas
jasa. Zeithamal dan Bitner (dalam Yudi Adhitama, 2009:19).
Apabila
ditinjau lebih lanjut, pencapaian kepuasan konsumen melalui melalui kualitas
pelayanan dapat ditingkatkan dengan beberapa pendekatan sebagai berikut, Kotler
(dalam Yudi Adhitama 2009:19):
1. Memperkecil
kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara pihak manajemen dan pelanggan.
Misalnya melakukan penelitian dengan metode fokus pada konsumen yang
mendengarkan kuisioner dalam beberapa periode, untuk mengetahui persepsi
pelayanan menurut pelanggan. Demikian juga penelitian dengan metode pengamatan
bagi pegawai perusahaan tentang pelaksanaan pelayanan.
2. Perusahaan
harus mampu membangun komitmen bersama untuk menciptakan visi di dalam
perbaikan proses pelayanan. Yang termasuk di dalamnya adalah memperbaiki cara
berpikir, perilaku, kemampuan, dan pengetahuan dari semua sumber daya manusia
yang ada, misalnya dengan metode brainstorming dan management by walking around untuk mempertahankan komitmen
pelanggan internal (karyawan).
3. Memberi
kesempatan kepada pelanggan untuk menyampaikan keluhan. Denga membentuk sistem
kritik dan saran, misalnya dengan hotline bebas pulsa.
4. Mengembangkan
dan menerapkan accountable, proactive, dan partnership marketing sesuai dengan
situasi pemasaran. Perusahaan menghubungi pelanggan setelah proses pelayanan
terjadi untuk mengetahui kepuasan dan harapan pelanggan (accountable).
Perusahaan menghubungi pelanggan dari waktu ke waktu untuk mengetahui
perkembangan pelayanannya (proactive). Sedangkan partnership marketing adalah
pendekatan di mana perusahaan membangun kedekatan dengan pelanggan yang
bermanfaat untuk meningkatkan citra dan posisi perusahaan di pasar.
Sering
kali perusahaan mengubungkan kepuasan konsumen ini dengan laba perusahaan
seperti bagan berikut ini:
Kinerja atribut ------> Kepuasan
pelanggan -------> Retensi pelanggan --------> Laba
(dalam Yudi Adhitama, 2009:20)
Hal
ini berdasarkan pemikiran bahwa dengan meningkatkan kualitas atribut dan
pelayanan, maka kepuasan konsumen juga akan meningkatkan. Dengan meningkatnya
kepuasan konsumen maka diharapkan pelanggan yang bertahan juga meningkat,
akhirnya akan menghasilkan laba yang lebih besar.
Banyak penelitian yang dilakukan dan
membuktikan hubungan kepuasan koonsumen ini dengan laba. Pada analisis tingkat
industry telah terbukti bahwa perusahaan yang berhasil meningkatkan kepuasan
konsumen dan mempertahankan konsumennya akan memperoleh laba yang lebih tinggi
pula.
Pada beberapa perusahaan hubungan
kepuasan dengan laba perusahaan mengalami masalah. Sering kali perusahaan
meningkatkan kinerja atribut yang menjadi kunci akan tetapi tidak meningkatkan
kepuasan konsumen. Pada kondisi lain, perubahan tingkat kepuasan konsumen ini
ternyata tidak berpengaruh terhadap
bertahannya konsumen bahkan terhadap laba perusahaan.
Hubungan
1: Kinerja atribut dan Kepuasan Konsumen
Dengan memodelkan hubungan ini
secara simetri dan linear, akan tidak mungkin untuk melihat bobot kepentingan
antar atribut sehingga prioritas atribut terabaikan dalam meningkatka kepuasan
konsumen. Sedangkan dengan memodelkan hubungan yang asimetri dan nonlinear ini
secara simetri dan linier mengakibatkan kesalahan estimasi pengaruh atribut
terhadap kepuasan konsumen.
Kebanyakan program kepuasan konsumen
bertujuan untuk meningkatkan kinerja positif pada atribut, sehingga atribut
yang dianggap penting akan diketahui dan peningkatan kinerja dilakukan melalui
atribut tersebut. Menggunakan hubungan yang asimetri, meningkatkan kinerja yang
positif, dan menghilangkan kinerja yang negative dilakukan untuk mencapai
tujuan, tergantung dari sifat atau karakter atribut-atribut tersebut. Sifat
asimetri ini tergantung dari segmentasi pelanggan dan waktu perubuhan
dilakukan.
Hubungan
2: Kepuasan Pelanggan dan Bertahannya Konsumen
Dengan memodelkan hubungan ini secara
simetri dan linier, akan terjadi kesalahan dalam estimasi pengaruh kepuasan
tterhadap bertahannya konsumen pada saat perubahan dilakukan pada tingkat
kepuasan rata-rata. Dua perusahaan mungkin akan memiliki tingkat kepuasan yang
sama, tetapi hubungan dengan bertahannya konsumen akan berbeda. Untuk lebih
memahami pengaruh kepuasan iini terhadap bertahannya konsumen perusahaan harus
melihat daya tarik masing-masing alternative dan juga kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dalam implementassinya.
Hubungan
3: Bertahanya konsumen dan Profitabilitas
Semakin tinggi konsumen yang
bertahan seharusnya semakin tinggi pula laba yang diperoleh. Hal ini
dikarenakan konsumen akan semakin sering membeli produk dalam jumlah yang lebih
banyak dan cenderung untuk mencoba produk lain yang ditawarkan perusahaan
sehingga menurunkan biaya pemasara dan penjualan.
Hubungan linier mengakibatkan
kesalahan estimasi (terlalu rendah) pengaruh retensi terhadap laba pada
perusahaan yang memiliki tingkat retensi yang rendah dan sebaliknya. Perusahaan
harus menilai hubungan retensi dengan laba ini secara terpisah untuk
massing-masing segmen dan memutuskan strategi alokasi yang optimal untuk
mengoptimalkan retensi dan laba.
Mereka memperlihatkan hubungan yang
asimetri dan nonlinier antara tiga huubungan yang terdapat dalam kaitan antara
kepuasan konsumen dengan laba. Tulisan ini mematahkan pemahaman dan studi
empiris yang ada selama ini yang memperlihatkan bahwa hubungan tersebut simetri
dan linier, yang ternyata tidak berlaku umum, tergantung dari karakteristik
atribut, segmentasi pasar, serta waktu pengenalan atribut untuk meningkatkan
kepuasan konsumen tersebut.
2.1.5.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen
Lupiyoadi
(2001) menyebutkan lima faktor utama yang perlu diperhatikan perusahaan dalam
kaitannya dengan kepuasan konsumen, antara lain:
·
Kualitas produk, yaitu pelanggan akan merasa
puas bila hasil mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan
berkualitas.
·
Kualitas Pelayanan atau jasa, yaitu pelanggan
akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan
yang diharapkan.
·
Emosi, yaitu pelanggan akan merasa bangga dan
mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan
produk dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang
lebih tinggi. Kepuassan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi
social atau self esteem yang membuat pelanggan merasa puas terhadap merek
tertentu.
·
Harga, yaitu produk atau jasa yang mempunyai
kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relative murah akan memberikan
nilai yang lebih tingg kepada pelanggan.
·
Biaya, yaitu pelanggan yang tidak perlu
mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan
suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.
Menurut Irawan (2004:
37), factor-faktor yang mendorong kepuasan konsumen addalah sebagai berikut:
·
Kualitass produk atau jasa, pelanggan puas
kalau setelah membeli dan menggunakan produk tersebut ternyata kualitas produk atau
jasanya baik.
·
Harga, untuk pelanggan yang sensitive,
biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena pelanggan akan
mendapatkan value for money yang tinggi.
·
Service Quality, kepuasan terhadap kulitas
pelayanan biasanya sulit ditiru. Kualitas pelayanan merupakan driver yang
mempunyai banyak dimensi, salah satunya yang popular adalah servqual
·
Emotional factor, pelanggan akan merasa puas
dan bangga karena adanya emosional value yang diberikan oleh brand dari produk
tersebut.
·
Biaya dan kemudahan, pelanggan akan semakin
puas apabila relative mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk atau
pelayanan.
|
2. 2. Penelitian
Terdahulu
NO.
|
TAHUN
|
NAMA
PENELITI
|
JUDUL
PENELITIAN
|
KETERANGAN
|
1.
|
2005
|
FIRAH
SRI WIDARI RAHMAN
|
PENGARUH
STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH
PRODUK PT GARUDA INDONESIA AIRLINES CABANG MAKASSAR
|
Populasi
dalam penelitian ini adalah pengguna jasa PT Garuda Indonesia Airlines Cabang
Makassar.
Berdasarkan
hasil penelitian, diketahui bahwa (1)Strategi bauran pemasaran jasa
yang ditetapkan oleh PT Garuda Indonesia Airlines berpengaruh signifikan
terhadap keputusan konsumen dalam memilih produk yang mereka tawarkan (2)
Pengaruh strategi bauran pemasaran jasa PT Garuda Indonesia terhadap
keputusan konsumen adalah sebesar 54 %.
|
2.
|
2010
|
AJI
KRISNA YUNIAR
|
PENGARUH
BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT. SURYA TIMUR SAKTI JAWA
TIMUR
|
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SEM (Structural
Equation Sampling) dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan,
dapat diisimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut:
Variabel bauran pemasaran tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
|
3.
|
2009
|
YUDI
ADHITAMA
|
PENGARUH
KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PT. XYZ (PERSERO)
|
Berdasarkan
hasil penelitian mka disimpulkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh
signifikan terhaddap kepuasan dan loyalitas konsumen.
|
4.
|
2008
|
FITRI
INTAN SARI
|
PENGARUH
BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DUNDEE FRIED CHICKEN(DFC) KOTA
MALANG
|
Saran
yang diberikan peneliti adalah: Strategi Dundee Fried Chicken (DFC) tentang
produk, harga, orang(personil), proses serta bukti fisik sudah sesuai dengan
harapan konsumen sehingga kesimpulannya pihak perusahaan hendaknya
mempetahankan atau lebih baiknya lagi ditingkatkan.
|
|
2. 3. Kerangka
Pikir










![]() |
2. 4. Hipotesis
Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah yang telah dibahas oleh penulis sebelumnya maka penulis
mengajukan dugaan atau hipotesis, yaitu :
1. Diduga strategi bauran pemasaran jasa yang terdiri dari dimensi product,
price, place, promotion, people, physical evidence dan
process berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen dalam memilih produk jasa PT Pegadaian (Persero) Cabang Belopa.
2. Diduga
dimensipeople
adalah
dimensi yang paling dominan berpengaruhterhadap
kepuasan konsumen dalam memilih produk jasa PT Pegadaian (Persero) Cabang Belopa.
No comments:
Post a Comment