Redirect SKRIPSI TERBARU: Contoh Anggapan Dasar, Hipotesis dan Tinjauan Pustaka Tipe Everyone Is A Teacher

Friday, November 20, 2015

Contoh Anggapan Dasar, Hipotesis dan Tinjauan Pustaka Tipe Everyone Is A Teacher

Contoh Anggapan Dasar, Hipotesis dan Tinjauan Pustaka Tipe Everyone Is A Teacher


Anggapan Dasar
    Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik, adapun anggapan dasar dalam penelitian ini yaitu Penerapan Model Kooperatif Tipe Everyone terhadap prestasi belajar siswa kelas VII MTsN Beureunuen Tahun Ajaran 2015/2016

Hipotesis
    Hipotesis berarti sebuah pernyataan yang lemah, atau kesimpulan yang belum final, masih harus diuji atau dibuktikan kebenarannya, yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ho:    Diduga penerapan model Kooperatif Tipe Everyone tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas VII MTsN Beureunuen Tahun Ajaran 2015/2016
Ha:    Diduga penerapan model Kooperatif Tipe Everyone berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas VII MTsN Beureunuen Tahun Ajaran 2015/2016

Tinjauan Pustaka
A.    Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2000) adalah istilah pembelajaran gotong royong, yaitu system pembelajaran yang member kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjsa sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas terstruktur (isjoni, 2009: 16).
Model pembelajaran dapat didefinisikan pula sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. (Suprijono, 2010: 46)
Dari beberapa jenis pembelajaran kooperatif ada yang disebut dengan EITH atau Everone is teacher here (semua orang dapat menjadi seorang guru). Strategi ini diterapkan untuk memandang siswa sudah memiliki pengetahuan tentang sebuah topik yang akan dipelajari sekalipun kadarnya berbeda-beda. Karena itu, untuk menggali pengetahuan atau kemampuan siswa, guru dapat meminta siswa menuliskan pertanyaan tentang topik yang akan dipelajari diatas kertas untuk kemudian pertanyaan diacak untuk dijawab temannya sendiri.(Marno & Idris, 2008:152)

B.    Tinjauan Tentang Metode Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is A Teacher

Metode Everyone is a teacher merupakan salah satu metode pembelajaran aktif. Melvin L. Silberman (Raisul Muttaqien, 2013: 183) mendeskripsikan metode everyone is a teacher adalah metode yang mudah untuk mendapatkan partisipasi yang luas dalam kelas dan pertanggungjawaban individual. Metode ini memberikan kesempatan pada setiap siswa untuk berperan menjadi guru bagi siswa lain.
Metode ini sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa dan siswa lebih mudah mempelajari materi belajar, seperti dijelaskan oleh William Glasser dalam Merrill Harmin dan Melanie Toth (2012: 312) siswa mempelajari 10 persen dari apa yang dibaca, 20 persen dari apa yang didengar, 30 persen dari apa yang dilihat, 50 persen dari apa yang dilihat dan didengar, 70 persen dari apa yang didiskusikan dengan orang lain, 80 persen dari apa yang dialami secara pribadi, dan 95 persen dari apa yang diajarkan kepada orang lain.
Oleh sebab itu, dengan mempelajari materi belajar yang diajarkan oleh teman akan lebih bermakna dan mudah diingat siswa. Metode pembelajaran dengan menjadikan siswa sebagai guru untuk siswa lainnya, menjadikan siswa belajar dengan aktif, siswa membuat satu pertanyaan pada kartu indeks mengenai materi yang baru saja dibahas siswa bersama guru. Disinilah terjadi tanya jawab antara pembuat pertanyaan dengan siswa yang bertugas menjawab pertanyaan, kemudian dilakukan secara bergilir dengan arahan guru.

C.    Langkah-Langkah Metode Everyone Is A Teacher

Langkah-langkah metode pembelajaran everyone is a teacher dijelaskan oleh Hisyam Zaini, dkk (2008: 60-61) adalah sebagai berikut.
a)     Bagikan secarik kertas/kartu indeks kepada seluruh siswa. Mintalah mereka untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di kelas atau sebuah topik khusus yang akan di diskusikan dalam kelas;
b)     Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada setiap siswa. Pastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal yang ditulis sendiri. Minta mereka untuk membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas tersebut kemudian memikirkan jawabannya;
c)     Minta siswa secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan menjawabnya;
d)     Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa lainnya untuk menambahkan; dan
e)     Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya.
Adapun penjelasan langkah-langkah metode everyone is a teacher oleh Warsono dan Hariyanto (2012: 46-47) yaitu esensi dari teknik pembelajaran ini pada hakikatnya seperti teknik pembelajaran pertanyaan/kuis.
a)     Bagikan sebuah kartu indeks kepada setiap siswa dalam kelas;
b)     Mintalah kepada para siswa untuk menuliskan sebuah pertanyaan yang paling akhir dipelajari dari bidang studi yang baru saja di ajarkan. Cukup satu pertanyaan saja. Lebih baik lagi jika di arahkan agar pertanyaannya ringkas saja, yang penting esensinya relevan, dan tulisannya dapat dibaca oleh siswa lain;
c)     Kumpulkan kartu indeks, lalu acaklah kartu-kartu indeks tersebut sedemikian rupa sebelum dibagikan kembali kepada setiap siswa, sehingga tidak ada satu siswa yang menerima soal yang dibuatnya sendiri;
d)     Kemudian setiap siswa diminta untuk membaca dan mencoba memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam kartu indeks;
e)     Mintalah para siswa secara sukarela, atau dapat ditunjuk secara acak seorang siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya;
f)     Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa yang lain untuk menanggapinya;
g)     Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya sampai waktu yang disediakan habis;
h)     Jika tidak cukup waktunya, sisa pertanyaan yang belum dijawab dapat diterangkan secara ringkas oleh guru pada sesi pembelajaran berikutnya.
Langkah-langkah dalam penyusunan pembelajaran everyone is a teacher juga dapat divariasikan dengan cara berikut:
a)     Kumpulkan kertas/kartu indeks tersebut. Siapkan panelis yang akan menjawab pertanyaan tersebut. Bacakan setiap kertas dan diskusikan. Gantilah panelis secara bergantian. 
b)     Minta siswa untuk menuliskan dalam kertas tersebut pendapat dan hasil pengamatan mereka tentang materi pelajaran yang diberikan (Hisyam Zaini, dkk. 2008: 61).
Berdasarkan langkah-langkah metode everyone is a teacher yang dikemukakan di atas, maka langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perpaduan dari kedua ahli. Berikut langkah-langkahnya:
a)     Siswa dibagikan kartu indeks;
b)     Siswa berkelompok dengan siswa lain yang menerima gambar sama pada kartu indeks;
c)     Dalam 1 kelompok tidak boleh ada pertanyaan yang sama;
d)     Setiap siswa membuat 1 pertanyaan berdasarkan kartu indeks;
e)     Kartu indeks pada tiap kelompok ditukarkan dengan kelompok yang lain;

f)     Siswa diberi waktu untuk menjawab pertanyaan pada kartu indeks;
g)     Siswa secara sukarela membacakan hasl kerjanya;
h)     Pembuat pertanyaan menanggapi jawaban dari temannya;
i)     Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya atau ditunjuk secara acak; dan
j)     Siswa bersama guru membahas hasil kegiatan bersama-sama.

D.    Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi siswa diantara siswa satu dengan siswa yang lain berbeda-beda, karena disebabkan oleh berbagai faktor seperti latar belakang masing-masing siswa, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pengajaran yang diberikan (Hamalik, 2004: 183).
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2013: 138) menjelaskan bahwa prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) siswa. Prestasi belajar dapat menunjukkan seberapa jauh pemahaman dan pengetahuan yang dikuasai siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Selanjutnya Sutratinah Titonegara (2006: 43) mendeskripsikan prestasi belajar adalah penilaiaan hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dengan bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat dicerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu.
Prestasi menurut Zainal Arifin (2012: 12-13) mempunyai lima fungsi utama, yaitu:
a)     Prestasi belajar sebagai indikator kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa,
b)     Prestasi belajar sebagai lambang penguasaan rasa ingin tahu siswa,
c)     Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan, yaitu prestasi belajar dapat dijadikan acuan bagi siswa untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan,
d)     Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern yaitu prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas pendidikan, dengan kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan siswa. Indikator ekstern yaitu tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan siswa di masyarakat dengan kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan pembangunan masyarakat, dan
e)     Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) siswa. Siswa diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru.
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan yang diukur berupa pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sebagai hasil dari proses belajar mengajar. Beberapa prinsip dasar dalam pengukuran prestasi belajar adalah sebagai berikut.
a.     Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan pengajaran.
b.     Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan materi yang mencakup program pengajaran.
c.     Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan.
d.     Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya.
e.     Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak didik (Anwar, 1996: 18-21).

No comments:

Post a Comment