Redirect SKRIPSI TERBARU: Contoh Bab I Latar Belakang Skripsi Personal Seling

Sunday, December 27, 2015

Contoh Bab I Latar Belakang Skripsi Personal Seling

Contoh Bab I Latar Belakang Skripsi Personal Seling

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini kebutuhan manusia akan pakaian telah bergeser, mereka membeli pakaian yang tidak hanya berdasarkan pada kebutuhan semata dengan model yang biasa, namun bergeser pada mode yang terjadi pada masyarakat. Selain sebagai kebutuhan, orientasi konsumen pada pakaian adalah untuk menunjang penampilan atau sebagai identitas diri serta yang berhubungan dengan gaya hidup yang disebut sebagai Fashion. Produk Fashion yang dimaksud disini merupakan bentuk identifikasi segmen gaya hidup dalam berbusana, seperti pakaian pesta, pakaian kantor, kaos, celana, rok, baju, dan lain sebagainya.

Pergeseran trend tersebut membuat para pengusaha mendirikan industri dan bisnis fashion di Indonesia termasuk di Kabupaten Pidie . Banyak industri dan bisnis Fashion yang didirikan di Kabupaten Pidie  salah satunya berupa Distro.Distro atau Distributor Outlet adalah tempat untuk mendistribusikan barang. Barang yang didistribusikan biasanya adalah baju, celana, tas, jaket dan lain-lain. Kini bisnis distro di Kabupaten Pidie  semakin menjamur . Kita dapat melihatnya di beberapa tempat strategis di Kabupaten Pidie . Hal ini menyebabkan timbulnya persaingan antara distro-distro di Kabupaten Pidie . Persaingan ini jelas memaksa distro-distro untuk berupaya lebih maksimal lagi dalam merebut dan mempertahankan pasar yang ada, perusahaan dituntut untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik untuk dapat merebut dan mempertahankan pasar, sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai.

Banyaknya pilihan distro mengakibatkan konsumen dapat bebas memilih distro mana yang akan mereka pilih untuk membeli produk. Melakukan pembelian bukan merupakan hal yang baru, namun sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan masing-masing individu memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam hal pembelian. Tiap-tiap individu dapat memilih berbagai macam keputusan pembeliannya. Hampir setiap orang dihadapkan pada suatu pilihan untuk menentukan pengambilan keputusan pembelian. Keputusan pembelian biasanya dibuat melalui suatu proses dari pengenalan kebutuhan hingga evaluasi setelah pembelian. Sebelum melakukan pembelian suatu produk biasanya konsumen selalu merencanakan terlebih dahulu tentang barang apa yang akan dibelinya, jumlah, anggaran, tempat pembelian, dan lain sebagainya.

Dewasa ini, perilaku pembelian semakin komplek dimana seringkali konsumen membeli produk tidak sebagai rutinitas melainkan sebagai pembelian berdasarkan situasi yang terjadi pada saat itu. Keputusan di bidang pemasaran dimulai dengan menganalisa perilaku pembelian dalam situasi yang tepat, sehingga dapat mempengaruhi kesediaan konsumen untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan, dengan kata lain bahwa faktor situasi dapat mempengaruhi pembelian konsumen terhadap kategori produk tertentu. Keinginan membeli suatu produk dapat dating secara tiba-tiba karena berbagai alasan situasional (Sutisna, 2001: 156).

Menyikapi hal diatas tiap-tiap distro mencari strategi untuk menumbuhkan intensi konsumen untuk membeli produk yang mereka jual. Dalam hal ini perusahaan biasanya melakukan promosi guna menarik perhatian para konsumen serta memberikan penjelasan tentang keunggulan produk yang mereka jual. Apalagi jika mereka menjual produk baru, para konsumen pasti memiliki pengatahuan yang minim tentang produk tersebut sehingga para konsumen tidak memilik niat untuk membelinya. Mewakili pernyataan diatas para perusahaan melakukan penjualan pribadi yg biasa disebut  Personal Selling dan penataan produk atau biasa disebut juga Display.

Personal Selling sendiri merupakan metode atau strategi promosi yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam menghadapi era globalisasi ini. Menurut Kotler dan Amstrong (2001:112) bahwa: ” Personal Selling adalah presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.” berdasarkan definisi tersebut, Personal Selling berbeda dengan kegiatan promosi lainnya. Dengan menggunakan Personal Selling konsumen akan lebih merasa diperhatikan dan lebih mudah untuk memahami produk yang ditawarkan.

Penerapan Personal Selling yang tepat dalam perusahaan akan memberikan kontribusi atau manfaat yang besar dalam memasarkan suatu produk. Dalam Personal Selling, tenaga penjual dapat secara langsung mengetahui kebutuhan, keinginan, motif, keluhan, dan perilaku konsumen. Menurut Kusumadmo (dalam  Saputra, 2007:3)  mengatakan bahwa dalam Personal Selling, para penjual dapat mengadakan penyesuaian akan pesan-pesan yang disampaikan kepada para pembeli menurut karakteristik yang unik dari setiap prospek atau calon pelanggan. Lebih lanjut dengan daya pengamatan dan pendengarannya, para penjual dapat menerima umpan balik tentang pesan dan penjelasannya menurut tingkat dan derajat penyampainya. Apabila umpan balik itu menunjukkan bahwa pesan-pesan tidak dapat diterima seperti yang seharusnya, penjual akan secara cepat mengadakan penyesuaian di dalam metode presentasi. Dengan demikian, perusahaan berkesempatan untuk menemukan secara pasti sasaran mereka dengan lebih efektif dibandingkan dengan cara promosi lainnya.

Sedangkan Display adalah suatu cara penataan produk, terutama produk barang yang diterapkan oleh perusahaan tertentu dengan tujuan untuk menarik minat konsumen. Menurut Alma (dalam Saputra 2007 : 3). Display adalah “non personal stimulation of demand for produk, service or selling organization to perspective buyers by direct appeal to vision or the other feeling” yang artinya Display adalah keinginan memberi sesuatu yang tidak didorong oleh seseorang tapi di dorong oleh daya tarik atau penglihatan ataupun oleh perasaan lainnya.

Display merupakan salah satu aktivitas terpenting dalam keseharian pengelolaan sebuah. Dari aktivitas yang satu ini berpengaruh langsung pada tingkat keberhasilan penjualan di dalam toko, Display yang dilakukan oleh para pemilik usaha modern berkembang semakin inovatif, terutama sejak semakin banyaknya usaha yang memahami konsep dan pemanfaatan alat bantu display (Visual Merchandising) yang kini semakin populer. Salah satu cara yang dapat dikembangkan oleh perusahaan adalah melaksanakan promosi berupa penataan produk (Display). Oleh karena itu menurut saya  Display adalah salah satu faktor penunjang intensi pembelian karena dapat membuat lingkungan fisik (Physical Surrounding) merupakan fitur situasi yang paling terlihat menjadi menarik. 
Distro-distro di Kabupaten Pidie  kurang lebih memiliki banyak kesamaan. Hampir semua memiliki lokasi penjualan yang strategis, produk dan harga yang tidak jauh beda. Yang paling penting mereka memiliki pangsa pasar yang sama. Hal ini menyebabkan suatu distro harus membuat pembeda dengan distro yang lainnya. Pembeda inilah yang akan membuat distro tersebut lebih unggul dibandingkan distro lainnya. Personal Selling dan Display adalah dua elemen yang bisa mendukung keadaan tersebut. Karena kedua elemen tersebut bisa menciptakan intensi membeli para konsumen maupun calon konsumen. Berawal dari intensi inilah yang membuat para konsumen melakukan pembelian. Dan hal ini yang membuat produk yang mereka jual dapat laku di pasaran sehingga mereka dapat memenangi persaingan antara distro di Kabupaten Pidie .

Distro Steady Store merupakan salah satu distro ternama di Kabupaten Pidie  yang berdiri sejak pertengahan Tahun 2012. Distro yang terletak di jalan Karunrung ini dituntut untuk terus dapat bersaing dalam industri fashion di kawasan Sulawesi Selatan pada umumnya dan di Kabupaten Pidie  pada khususnya, oleh karena itu distro ini  harus cermat dalam membuat strategi umum pemasaran sehingga bisa merebut dan mempertahankan pasar dari distro-distro lain yang menjadi Competitor mereka. Dan langkah yang dipakai untuk mewujudkan strategi pemasaran tersebut adalah strategi Personal Selling dan Display. Dimana distro Steady Store saat ini telah menerapkannya untuk mendapatkan perhatian pelanggan. Kita dapat lihat distro ini telah memasang pernak-pernik didalam maupun diluar toko. Misalnya mereka memasang logo,tanda-tanda tentang produk yang mereka jual,menempatkan produk di tempat yang mudah dilihat dan dijangkau para konsumennya. Selain itu mereka juga langsung menyapa dengan ramah para konsumen yang berkunjung. Dilihat dari fakta-fakta tersebut distro Steady Store ini berusaha menerapkan Personal Selling dan Display dengan sebaik-baiknya agar intensi membeli muncul dari konsumen itu sendiri. 

Mencermati fenemona di atas, maka bisa disimpulkan Personal Selling dan Display mempunyai peranan yang penting dalam menciptakan intensi membeli para konsumen sebuah perusahaan. Dengan dasar itu, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Personal Selling dan Display terhadap Intensi Pembelian Produk di Distro Steady Store”.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apakah variabel Personal Selling dan Display berpengaruh terhadap intensi pembelian produk pada Distro Steady Store di Kabupaten Pidie ?
2. Variabel manakah dari Personal Selling dan Display yang dominan berpengaruh terhadap intensi pembelian produk pada Distro Steady Store di Kabupaten Pidie ?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan peneltian ini adalah :
1. Menganalisis pengaruh variabel  Personal Selling dan Display  terhadap intensi pembelian produk  sandang seseorang (fashion) pada Distro Steady Store di Kabupaten Pidie .
2. Mengetahui variabel mana yang lebih dominan diantara Personal Selling dan Display  dalam intensi konsumen membeli produk sandang (Fashion) seseorang pada Distro Steady Store di Kabupaten Pidie .

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelasaikan program Strata Satu (S1)
2. Sebagai gambaran bagi perusahaan-perusahaan untuk memberikan pertimbangan dan masukan mengenai konsep pemasaran, khususnya pada diantara Personal selling dan Display dalam menciptakan intense pembelian produknya.
3. Untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan serta memperkaya khazanah ilmu pemasaran pada khususnya dan manajemen pada umumnya.
4. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi peneliti berikutnya.

No comments:

Post a Comment