Pengertian Produk
Menurut Philip Kotler diterjemahkan oleh Ancella Antiawati Hermawan dalam buku Manajemen Pemasaran di Indonesia (1995:502) mengemukakan pendapatnya bahwa :
“Produk adalah segala sesuatu yang dapat di tawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, di pakai dan dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan yang mencakup apa saja yang di pasarkan termasuk benda-benda fisik, jasa, manusia, tempat organisasi dan gagasan-gagasan”.
Menurut William J.Stanton diterjemahkan oleh Yohanes Lamorta dalam buku unsur-unsur inti pemasaran (1996;22) mengemukakan pendapatnya bahwa :
“Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prastise pengecer, dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang bisa memuaskan keinginannya”.
Klanfikasi Produk
Pemasaran biasanya mengklarifikasikan pruduk berdasarkan macam-macam karakteristik produk daya tahan wujud dan penggunaan. Tiap jenis memiliki satu bauran pemasaran.
Menurut Philip Kotler diterjemahkan oleh Amstrong dalam buku Manajemen Pemasaran 2 (1997:52) daya tahan dan wujud produk dapat di klasifikasikan ke dalam tiga kelompok daya tahan dan wujudnya :
1.Barang yang terpakai habis (non disable goods)
Barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.
2.Barang tahan lama (disable goods)
Barang berwujud yang biasa di gunakan banyak sekali
3.Jasa (service)
Jasa bersifat tidak berwujud tidak dapat dipisahkan dan mudah habis.
Menurut Philip Kotler diterjemahkan oleh Amstrong dalam buku Manajemen Pemasaran 2 (1997:52) klarifikasi barang konsumsi dapat di klarifikasikan berdasarkan kebiasaan yaitu :
1.Barang kebutuhan sehari-hari (Convincence goods) atau barang-barang yang biasanya sering di beli konsumen segera dengan usaha minimum.
2.Barang berbelanjaan (Shopping) atau barang-barang karakterisfikasi dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliaannya.
3.Barang khusus (Speciality goods) atau barang-barang dengan karakteristik unik atau indentifikasi merek yang untuk sekelompok pembeli yang cukup besar tersedia senantiasa melakukan usaha khusus untuk membelinya.
4.Barang yang tidak di cari (Unsought goods) atau barang-barang yang tidak di ketahui konsumen atau di ketahui namun secara normal konsumen tidak berfikir untuk membelinya.
Menurut Djasalim Saladin dalam buku unsure-unsur pemasaran (1991:7) menyatakan bahwa produk di golongkan dalam 2 kelompok besar yang didasarkan atas jenis pelanggan yang akan menggunakannya adalah :
1. Barang konsumsi (Costumer goods)
Yaitu barang yang dibeli oleh konsumen akhir untuk di konsumsi pribadi.
2. Barang Industri (Industrial goods)
Yaitu barang yang di beli individu dan organisasi untuk di olah lebih lanjut atau digunakan dalam menjalankan suatu bisnis.
Ciri Produk
Menurut Winardi dalam buku aspek pemasaran (1992:150) mengemukakan pendapatnya bahwa: ciri produk dapat ditawarkan dengan ciri (Keistimewaan) yang berbeda, sebuah produk mempunyai model inti, model tambahan apapun merupakan pangkal tolaknya agar dapat menciptakan model-model tingkat tinggi dengan menambahkan cirri-ciri pada suatu produk.
Menurut Djasali Saladin dalam buku inti sari Manajemen Pemasaran (1994:175) mengemukakan pendapatnya bahwa ciri produk atau keistimewaan dari suatu produk untuk membedakan produk perusahaan dari produk-produk petani.
Mutu Produk
Menurut Henry Simamora dalam buku Manajemen Pemasaran Internominal (2000:541) mengemukakan pendapatnya bahwa:
“Dalam mengembangkan sebuah produk, perusahaan harus menetapkan tingkat mutu yang akan mendukung posisi produk itu dalam pemasaran. Mutu merupakan salah satu sarana yang penting bagi pemasaran untuk menentukan tingkat posisi produknya”.
Menurut Djasalim Saladin dalam buku intisari Manajemen Pemasaran (1994:243) mengemukakan pendapatnya bahwa :
“Mutu produk adalah kemampuan sebuah produk untuk menjalin fungsinya, yang termasuk mutu produk atau daya tahan, kehandalan, ketelitian, taraf kemudahan operasi dan perbaikan serta atribut-atribut lainnya yang bernilai, mutu ini dapat diukur secara objektif namun demikian dari sudut pemasaran , mutu harus diukur dari dari segi persepsi pembeli”.
Siklus Hidup Produk ( Product Life Cycle )
Pada umumnya perusahaan memformulasikan ulang strategi pemasaran mereka beberapa kali dalam masa hidup suatu produk. Kondisi ekonomi berubah, pesaing melancarkan serangan baru, dan produk melalui tahap – tahap baru dari minat dan kebutuhan pembeli. Akibatnya suatu perusahaan harus merencanakan strategi yang sesuai dari tiap tahap dalam siklus hidup produk. Perusahaan berharap memperpanjang umur dan profitabilitas produk, walau mengetahui bahwa produk itu tidak akan bertahan selamanya hal tersebut dikutip menurut Kotler ( 1997 : 306 ), yang menyatakan bahwa siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Menurut Kotler ( 2000 : 304 ) daur hidup produk terdiri dari empat tahap, yaitu :
1.Tahap Perkenalan ( Introduction )
Tahap ini baru dimulai saat produk baru diluncurkan, karena diperlukan waktu untuk meluncurkan produk ke beberapa pasar dan memenuhi saluran penyalur, pertumbuhan penjualan mungkin lambat. Laba negatif atau rendah dan biaya distribusi dan promosi yang berat. Banyak dana di perlukan untuk menarik distributor. Penyalur promosi berada pada rasio yang tinggi terhadap penjualan karena diperlukan usaha promosi yang gencar untuk :
a.Menginformasikan pembeli potensial tentang produk baru dan belum dikenal
b.Membujuk orang agar membeli produk tersebut
c.Mengamankan distribusi di toko – toko eceran
Perusahaan memusatkan penjualan pada pembeli yang paling siap untuk membeli, biasanya kelompok berpendapatan tinggi. Selain itu harga cenderung tinggi karena :
a.Biaya tinggi karena tingkat keluaran ( output ) relatif rendah.
b.Masalah teknologi dalam produksi mungkin belum dikuasi sepenuhnya
c.Diperlukan margin yang tinggi untuk menoppang pengeluaran promosi besar – besaran yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan .
2.Tahap Pertumbuhan ( Growth )
Tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan pesat dalam penjualan. Penerima awal menyukai produk tersebut, dan konsumen tambahan mulai membeli produk tersebut. Para pesaing baru memasuki pasar, tertarik dengan kesempatan produksi dan laba berskala besar. Mereka memperkenalkan keistimewaan produk baru dan memperluas jaringan distribusi. Harga tetap bertahan atau turun sedikit, bergantung pada beberapa cepat permintaan meningkat. Berbagai perusahaan mempertahankan pengeluaran promosi mereka pada tingkat yang sama atau sedikit lebih untuk mengimbangi persaingan dan untuk terus mendidik pasar. Penjualan meningkat lebih cepat dari pada pengeluaran promosi, menyebabkan penurunan rasio promosi penjualan.laba meningkat selama tahap pertumbuhan, karena :
a.Biaya promosi dibagi pada volume besar.
b.Biaya produksi per unit turun lebih cepat dari pada penurunan harga karena pengaruh kemahiran produsen.
Tingkat pertumbuhan akhirnya berubah dari tingkat percepatan ke tingkat pelambatan. Perusahaan harus memperhatikan saat dimulainya tingkat perlambatan untuk menyiapkan strategi baru
3.Tahap Kedewasaan ( Maturity )
Pada suatu titik, pertumbuhan penjualan produk akan melambat dan produk akan memasuki tahap kedewasaan relatif. Tahap ini biasanya lebih lama dari pada tahap – tahap sebelumnya, dan merupakan tantangan berat bagi manajemen pemasaran. Sebagian besar produk berada dalam tahap kedewasaan dari siklus hidup karenanya kebanyakan manajem,en pemasaran berhubungan dengan produk yang dewasa. Tahap ini dapat di bagi menjadi tiga fase, yaitu :
a.Kedewasaan Tumbuh ( Growth Maturity )
Tingkat penjualan perusahaan semakin menurun, tidak ada saluran distribusi baru dapat diisi, walaupun beberapa pembeli yang terlambat masih memasuki pasar.
b.Kedewasaan Stabil ( Stable Maturity )
Penjualan menjadi datar dalam basis per kapita karena kejenuhan pasar. Sebagian besar konsumen potensial telah mencoba produk itu, dan penjualan masa depan ditentukan oleh pertumbuhan populasi dan permintaan pengganti.
c.Kedewasaan Menurun ( Decaying Maturity )
Tingkat penjualan absolut mulai menurun, dan pelanggan mulai beralih ke produk lain dan substitusi.
4.Tahap Penurunan ( Decline )
Penjualan sebagian besar bentuk dan merek produk pada akhirnya menurun. Penurunan penjualan bisa lambat dan jatuh sampai titik nol, atau bertahan pada titik terendah. Penjualan menurun karena faktor – faktor seperti :
a.Perkembangan Teknologi.
b.Pergeseran dan konsumen.
c.Meningkatkan pesaing dalam dan luar negeri
Hal ini semua mengakibatkan kelebihan kapasitas, meningkatkan perang harga, dan erosi laba. Saat penjualan menurun, beberapa perusahaan mengundurkan diri dari pasar. Perusahaan yang bertahan mungkin mengurangi jumlah penawaran produk. Mereka mungkin mengundurkan dari segmen pasar yang lebih kecil dari jalur perdagangan yang lebih lemah, dari mereka mungkin memotong anggaran promosi dan menurunkan harga lagi.
Suatu produk memiliki siklus hidup adalah untuk menegaskan empat hal, yaitu :
a.Produk memiliki umur yang terbatas
b.Penjualan produk melewati tahap – tahap yang berbeda, dengan tantangan yang berbeda bagi penjual
c.Laba naik dan turun pada tahap yang beeerbeda dalam siklus hidup produk
d.Produk membutuhkan strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian yang berbeda dalam setiap siklus hidup mereka
Pengembangan Produk
Pengembangan produk merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan perusahaan didalam suatu penyempurnaan suatu produknya, agar dapat bersaing dan selalu memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu berubah dari waktu ke waktu.
Persaingan yang semakin keras dan dinamis mengakibatkan perusahaan selalu berfikir mengenai produk yang dapat diterima oleh konsumen. Dengan demikian perusahaan harus terus mengembangkan produk baru serta memodifikasi produknya sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan tindakan pesaing yang berubah –ubah.
Dalam melakukan pengembangan produk terdapat beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan mengembangkan penampilan produk baru atau isi produk melalui usaha mengubah, memperbesar, memperkecil, mengganti, menyusun kembali, menghilangkan, membalik, ataupun menggabungkan penampilan yang sudah ada, atau perusahaan dapat pula membuat produk dengan kualitas yang berbeda – beda serta mengembangkan model dan ukuran tambahan.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perkembangan produk, berikut ini beberapa definisi pengembangan produk menurut beberapa ahli yaitu:
1 Kotler dan Amstrong ( 2001 : 399 )
Pengembangan produk baru yaitu pengembangan dari produk original, perbaikan produk, modifikasi produk, dan merek baru melaluui berbagai upaya penelitian dan pengembangan perusahaan itu sendiri.
2. Kotler ( 2000 : 328 )
Pengembangan produk merupakan salah satu yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk selalu menyesuaikan diri dengan permintaan pasar, dalam menghadapi persaingan yang semakin tajam dan untuk meningkatkan volume penjualan.
3.Kotler ( 1997 : 307 )
“Customer want new product, and competitor will do their best to supply the. Replacement product must found in order to maintain or build future sales. Every company must carry on new product development “ ( keinginan konsumen selalu berkembang dan pesaing selalu berusaha keras untuk memenuhinya. Pergantian produk baru harus dilakukan agar dapat mempertahankan dan membangun penjualn di masa depan. Setiap perusahaan harus melakukan persaingan produk).
4. Kotler dan Amstrong ( 1997 : 158 )
Pengembangan produk yaitu strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan membangun produk baru atau yang dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang. Mengembangkan konsep produk menjadi produk fisik untuk meyakinkan bahwa gagasan produk dapat diubah menjadi produk yang dapat diwujudkan.
Jika kita lihat dari definisi – definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk merupakan suatu cara yang dapat meningkatkan penjualan melalui usaha suatu perbaika maupun modifikasi melalui berbagai upaya untuk merebutkan peluang pasar dari para pesaing.
Tahap Pengembangan Produk
Dalam pembahasan ini penulis akan menggunakan pembagian tahapan proses pengemnbangan produk menurut Kotler ( 2000 : 35 ) sebagai berikut :
1.Penggalian gagasan ( Idea generation )
Pengembangan produk baru berawal dari suatu penciptaan gagasan produk baru secara sistematik. Perusahaan mengidentifikasi apa yang dibutuhakn oleh konsumen , produk apa yang dibutuhkan serta mempertimbangkan produk pesaing yang ada di pasaran untuk memformulasikannya menjadi suatu gagasan akan produk baru. Gagasan produk baru dapat berasal dari berbagai sumber , seperti dari :
a.Kebutuhan dan keinginan pelanggan
b.Para ilmuwan, insinyur, perancang dan pegawai
c.Penelitian produk dan pesaing
d.Wiraniaga dan perantara perusahaan
e.Manajemen puncak
2.Penyaringan Gagasan ( Idea Screening )
Tujuan dari penyaringan gagasan untuk menciptakan sejumlah besar gagasan. Tujuan tahap selanjutnya adalah untuk mengurangi jumlah tersebut. Tahap penyaringan gagasan yang pertama adalah penyaringan yang membantu mengenali gagasan yang baik dan menghilangkan gagasan ynag buruk sedini mungkin. Ada dua bentuk kesalahan dalam menyeleksi gagasan – gagasan tersebut, yaitu:
a.Drop – Error ( Kesalahan Buang )
Terjadi apabila perusahaan melepaskan ide yang sebenarnya baik . apabila perusahaan terlalu banyak melakukan Drop – Error , maka akibatnya perusahaan mungkin menetapkan standar yang terlalu konservatif
b.Go – Error ( Kesalahan Jalan )
Terjadi apabila perusahaan meloloskan gagasan yang buruk dilanjutkan ke tahap selanjutnya . akibatnya akan dihasilkan produk – produk yang hanya menghabiskan biaya saja dan memperoleh laba yang kurang dari target penjualan
4.Pengembangan dan Pengujian Konsep ( Consept Development and Testing
Gagasan yang menarik harus dikembangkan menjadi konsep produk. Kita perlu membedakan antara gagasan produk , konsep produk , dan citra produk. Gagasan produk adalah suatu kemungkinan produk yang perusahaan mungkin tawarkan ke pasar. Konsep produk adalah versi terinci dari suatu gagasan yang dinyatakan dalam istilah –istilah yang berarti bagi konsumen. Citra produk adalah gambaran tertentu yang konsumen peroleh dari suatu produk aktual atau potensial. Suatu hal yang penting bagi perusahaan yaitu melakukan pengembangan konsep dan pengujuian konsep untuk memilih produk mana yang tepat untuk di kembangkan. Pengujian konsep mengharuskan konsep produk baru diuji dengan kelompok konsumen sasaran untuk mengetahui apabila konsep memiliki daya tarik kuat bagi konsumen .
5.Pengembangan strategi Pemasaran ( Marketing strategy Development )
Pada tahap ini perusahaan mengembangkan strategi pemasaran yang akan di terapkan saat meluncurkan produk barunya ke pasar. Rencana strategi pemasaran ini terdiri dari tiga bagian yaitu :
a.Menjelaskan tetntang ukuran, struktur, dan prilaku pasar yang dituju, rencana penentuan posisi produk, serta penjualan, pangsa pasar , dan laba yang diinginkan dalam beberapa tahun pertama.
b.Menguraikan tentang harga produk yang direncanakan, strategi distribusi, dan anggaran pemasaran untuk tahun pertama .
c.Menjelaskan tentang penjualan jangka panjang dan sasaran laba, serta strategi bauran pemasaran selama waktu yang telah ditetapkan.
6.Analisis Bisnis ( Busines Analysis )
Setelah manajemen memutuskan konsep produk dan strategi pemasarannya, manajemen dapat mengevaluasi daya tarik bisnis dari proposal. Analisi bisnis meliputi tinjauan ulang penjualan, biaya, dan proyeksi laba bagi produk baru untruk menentukan apakah faktor- faktor ini memenuhi tujuan perusahaan . jika demikian produk dapat dilanjutkan ke tahap pengembangan produk. Untuk memperkirakan penjualan,perusahaan harus melihat sejarah penjualan dari produk serupa dan harus melakukan survei pendapat pasar . Perusahaan harus memperkirakan penjualan minimum dan maksimum untuk menilai kisaran resiko.
Setelah menyiapkan ramalan penjualan , manajemen dapat memperkirakan biaya produk dan laba termasuk biaya pemasaran, litbang, proses, manufaktur, akuntansi, serta keuangan. Selanjutnya perusahaan menggunakan angka penjualan dan biaya untuk menganalisis daya tarik dari segi keuangan
7.Pengembangan Produk ( Product Development )
Konsep produk yang berhasil melewati tahap analisis bisnis, akan di kembangkan menjadi produk secara nyata dalam bentuk prototype produk . Apabila konsep produk tersebut lolos uji bisnis, tahap berikutnya adalah pengembangan produk. Disini litbang akan mewujudkan konsep produk menjadi sebuah produk fisik , tahap pengembangan produk ini membutuhkan investasi yang besar. Proses ini memperlihatkan apakah sebuah gagasan produk dapat diubah menjadi produk yang dapat diwujudkan Ilmuwan merancang produk dengan memperlihatkan segala karakteristik produk tersebut dan setelah siap prototype akan diuji melalui functional test agar di ketahui apakah produk berfungsi dengan semestinya dan customer test untuk menguji preferensi konsumen terhadap produk tersebut. Pada tahap ini akan membuktikan apakah produk ini layak di buat baik secara komersil maupun teknis
8. Pengujian Pasar ( Market Testing )
Bila produk berhasil dari fungsional dan konsumen, langkah berikutnya adalah uji pemasaran, tahap produk, dan program pemasaran diperkenalkan kepada keadaan pasar yang lebih realistis. Uji pemasaran memberikan pengalaman bagi pemasar dengan memasarkan produk sebelum terjun introduksi sepenuhnya. Uji pemasaran memberikan kesempatan kepada perusahaan menguji produk untuk program pemasaran strategi, pemosisian , iklan , distribusii, penetapan harga, penetapan merek, dan kemasan, serta tingkat anggaran,. Jumlah uji pemasaran yang dibutuhkan bervariasi pada setiap produk.
Pengujian pemasaran dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Pengujian pasar Barang Konsumen
Dalam menguji produk konsumen perusahaan berusaha untuk memperkirakan empat variabel, yaitu:
Percobaan, pengulangan pertama, penerimaan, dan frekuensi pembelian. Perusahaan berharap menemukan semua variabel itu kepada level yangn tinggi. Berikut ini adalah pembahasan tentang berbagai metode utama pengujian pasar barang konsumen dari yang paling murah hingga paling mahal, yaitu :
a.Penelitian Gelombang- Penjualan ( Scale Waare Research )
Dalam penelitian ini,konsumen yang awalnya mencoba produk ini secara gratis ditawarkan kembali produk itu, atau produk pesaing, dengan harga yang lebih diturunkan. Produk itu mungkin ditawarkan lagi kepada mereka tiga hingga lima kali gelombang ( gelombang penjualan ), dan perusahaan mencatat berapa banyak konsumen memilih produk perusahan itu lagi dan laporan tingkat kepuasan konsumen
b.Penggujian Pasar Dengan Simulasi ( Simulated Test Marketing )
Pengujian pasar dengan simulasi memerlukan 30 –40 pembeli yang memenuhi syarat ( di pusat perbelanjaan atau tempat lain ) dan menanyakan kepada mereka tentang preferensi dan pergerakan mereka terhadap suatu kategori produk tertentu
c.Uji Pemasaran Terkendali ( Controllled Test Marketing )
Uji pemasaran terkendali memungkinkan perusahaan menguji pengaruh faktor di toko dan iklan terbatas terhadap perilaku pembelian konsumen tanpa melibatkan konsumen secara langsung
d.Uji Pasar ( Test Markets )
Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perusahaan penelitian untuk menentukan sejumlah mutu yang akan ditangani para wiraniaganya guna membujuk para pedagang guna menjual produk itu dan memajangnya di tempat yang baik.
2.Pengujian Pasar Barang Bisnis
Barang bisnis juga dapat memperoleh manfaat dari pengujian pasar. Barang industri yang mahal dan tteknologi baru baru biasanya melalui pengujian alpha ( alpha testing ) yang bersifat dalam perusahaan dan pengujian beta ( beta testing ) yang bersifat dengan pelangggan luar
a.Pengujian alpha adalah pengujian produk didalam perusahaan untuk mengukur dan memperbaharui kinerja, kendala rancangan dan biaya operasi produk.
b.Pengujian beta dalam pengujian beta yang melibatkan para pemakai potensial untuk melakukan pengujian rahasia di tempat – tempat mereka
9.Komersialisasi ( Commercialication )
Pengujian pasar memberikan cukup informasi bagi manajemen untuk memutuskan dapat tidaknya meluncurkan produk baru itu. Suatu perusahaan yang akan melakukan komersialisasi harus siap untuk menghadapi biaya yang sangat besar pada saat ini. Sebelum produk baru dipasarkan terdapt empat keputusan ytang haru diambil yaitu:
a.Kapan ( Penentuan Waktu )
Disini perusahaan memutuskan apakah waktunya sudah tepat bagi peluncuran produk baru perusahaan dan apakah perusahaan akan menjadi yang masuk pertama, masuk bersamaan, atau masuk terlambat. Dan menjadi yang masuk pertama keuntungannya antara lain perusahaan akan menjadi pemimpin dalam distribusi dan mendapatkan konsumen awal. Jika perusahaan masukterlambat, keuntungannya adalah dapat mengantisipasi kelemahan yang ada pada produk sejenis yang dikeluarkan oleh pesaing, tidak perlu menjelaskan produk baru kepada konsumen dan perusahaan dapat mempelajari ukuran pasar.
b.Dimana ( strategi Geografis )
Perusahaan harus dapat memutuskan apakah produk baru tersebut akan diliuncurkan satu lokasi saja, di beberapa lokasi, di beberapa daerah pasar nasional bahkan pasar internasional penentuan daerah pemasaran ini juga dipengaruhi oleh kemampuan pesaing serta kemampuan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
c.Kepada Siapa ( Strategi Pasar Sasaran )
Perusahaan juga harus menentukan kelompok calon konsumennya ( Segmen Pasar ) mana yang dianggap paling potensial agar program distribusi dan promosi yang dijalankan dapat mencapai pasar sasaran. Prospek utama untuk suatu produk konsumsi baru idenyta memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.Mereka merupakan penerima awal
2.Mereka merupakan Pemakai utama
3.Mereka merupakan pemimpin opini
4.Dapat dicapai dengan biaya rendah
d.Bagaimana ( Strategi Perkenalan Pasar )
Perusahaan harus mengembangkan rencana bagaimana pelaksanaan memperkenalkan produk baru tersebut dipasar termasuk mengalokasikan budget pemasarannya.. disini perusahaan harus mengalokasikan anggaran pemasaran peralatan bauran pemasaran dan menjadwalkan berbagai aktivitas penunjang
Tujuan Pengembangan Produk
Menurut Kotler ( 2000 : 377 ) faktor- faktor yang mendorong perusahaan yang mengadakan pengembangan produk adalah :
1.perubahan selera konsumen
2.Persaingan
3.Konsumen menginginkan perubahan barang
4.Produk sudah “ up to date “
5.Perkembangan teknologi
6.Adanya kapasitas yang berlebihan, dll
Menurut Stanton ( 1994 : 228 ) mengemukakan faktor – faktor yang mendorong pelaksanaan pengembangna produk sebagai berikut :
1.dengan adanya penemuan – penemuan baru sebagai akibat perkembangan teknologi
2.adanya keingina dan kebutuhan konsumen yangn selalu berubah – ubah
3.adanya keinginan perusahaan untuk memperluas pasar
4.Dana keuangan perusahaan tersedia cukup untuk pengembangan produk
5.Sumber daya manusia tersedia dan terlatih
6.Hasil penelitian dan penemuan perusahaan
7.Untuk memperkuat posisis produk di pasar
8. Adanya persaingan – persaingan yang sangat tajam antara perusahaan– perusahaan yang menghasilkan produk sejenis
Faktor – faktor Pendorong Usaha Pengembangan Produk
Menurut Glen L Urban dan John R Houser (1993;34 ) faktor – faktor yang mendorong perusahaan melakukan pengembangan produk adalah sebagai berikut :
1.Financial goal
Ketidak mampuan perusahaan mencapai target laba yang ditetapkan, atau perusahaan berada pada keadaan dimana laba menurun, hal tersebut diatas dapat mendorong perusahaan melakukan pengembangan produknya
2.Sales Growth
Meningkatkan penjualan merupakan salah satu tujuan utama dari banmyak perusahaan. Penjualan ini salah satu nya dapat dihasilkan dengan melakukan pengembangan produk, karena itu banyak perusahaan yang melakukan pengembangan produknya karena menginginkan peningkatan dalam sales atau prfitnya
3.Compettion Action
Tindakan – tindakan yang dilakukan para pesaing juga merupakan salah satu pendorong perusahaan untuk melakukan pengembangan produk
4.Product Life Cycle
Teori pemasaran menyatakan bahwa produk mempunyai suatu pola penjualan tertentu selama daur hidupnya, yang terdiri dari tahap, Introduction, growth, maturity, decline, saat suatu produk beralih dari maturity ke tahap decline, laba dan penjualan yang diterima oleh perusahaan akan menurun, oleh karena itu untuk meningkatkan kembali laba dan penjualan, perusahaan dapat memperbaharui life cycle produknya ( recycle), atau mengganti produk lama dengan produk baru yang lebih menguntungkan
5.Tecnology
Teknologi merupakan salah satu penyebab life cycle suatu produk makin pendek, perubahan, perubahan teknologi yang terjadi dengan cepat menyebabkan suatu produk berpindah ke tahap decline. Perubahan teknologi ini memakasa perusahaan untuk melakukan inovasi atau perusahaan akan mengalami penurunan
6.Globalization
Peningkatan perdagangan global telah menciptakan dua alasan kuat mengapa perusahaan harus mengembangkan produk baru, pertama adalah adnya persaingan yang semakin kompetitif yang disebabkan masuknya perusahaan –perusahaan asing ke pasar lokal, kedua adalah adanya peluang pasar baru di dunia usaha yang sebelumnya tidak dimasuki perusahaan
7.Regulation
Adanya undang –undang atau peraturan yang ditetapkan pemerintah dapat memaksa perusahaan untuk membuat produk yang disesuaikan adanya tuntutan tersebut
8.Material Cost and Availability
Harga bahan baku yang tidak stabil dan ketersediaan bahan baku akan mendorong perusahaan melakukan pengembangan produk untuk menciptakan produk yang dapat mengimbangi hal tersebut, misalnya jika harga bahan baku meningkat, perusahaan dapat mencari alternatif penggunaan bahan baku lain, sehingga dapat mendorong usaha pengembangan produk oleh perusahaan
9. Invention
Hasil – hasil penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan dapat menjadi pendorong dilakukannya pengembangan produk
10.Demographic and Style Charge
Perubahan struktur demograpi akan mengubah permintaan akan produk perusahaan, perubahan gaya hidup masyarakat juga dapat mengakibatkan perubahan pola konsumen. Oleh karena itu persahaan perlu mengantisipasi perkembangan yang terjadi
11.Customer Request
Salah satu sumber produk baru adalah permintaan konsumen, mereka mengusulkan ide – ide produk baru yang dipandang lebih bernilai dan memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka dengan lebih baik, serta meminta pihak perusahaan untuk memproduksinya
12.Supplier Initiatives and Reaction
Suplier dapat menjadi pendorong inovasi yaitu dengan cara memberikan usulan perbaikan misalnya dengan memperkenalkan bahan baku jenis baru. Dengan demikian perusahaan akan terdorong untuk menciptakan produk baru dari bahan baku tersebut
13.Alliances
Menggabungkan keahlian yang dimiliki perusahaan lain dalam suatu bentuk kerja sama telah menjadi startegi yang umum disepakati, hal ini dapat mendorong pengembangan produk, dengan beraksi terhadap tawaran untuk menjadi bagaian dari aliansi atau dengan mempromosikan aliansi tersebut
No comments:
Post a Comment