Redirect SKRIPSI TERBARU: Ulasan Tentang Pengertian Bauran Eceran (retailing mix) Menurut Para Ahli

Tuesday, December 8, 2015

Ulasan Tentang Pengertian Bauran Eceran (retailing mix) Menurut Para Ahli

Ulasan Tentang Pengertian Bauran Eceran (retailing mix) Menurut Para Ahli

A. Pengertian Bauran Eceran (retailing mix).
Adapun pengertian retailing menurut Thoyib (1998:2) merupakan tahapan terakhir dalam suatu channel distribusi, yang membentuk bisnis dan orang-orang yang terlibat di dalam suatu pengenalan fisik dan transfer kepemilikan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen

Kotler (2003:215) eceran (retailing) meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan non-bisnis. Pengecer (retailer) atau toko eceran (retailer store) adalah setiap usaha bisnis yang volume penjualannya terutama berasal dari eceran.

Berdasarkan beberapa definisi mengenai retailing diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bisnis eceran (retailing) merupakan suatu jenis usaha jasa perdagangan yang merupakan saluran terakhir dalam distribusi barang dan jasa dari produsen kekonsumen akhir untuk tujuan kegunaan pribadi ataupun keluarga.

B. Konsep Pemasaran Bisnis Eceran (retailing)
Untuk dapat bersaing dengan para pemain di bisnis eceran, seorang retailer harus memiliki suatu konsep pemasaran yang baik. Adapun konsep pemasaran bisnis eceran (retailing) menurut Thoyib (1998:15) ditunjukkan pada gambar dibawah:

Gambar 1
Aplikasi Konsep Retailing
Aplikasi Konsep Retailing
Aplikasi Konsep Retailing
Sumber: Thoyib, 1998:15

Konsep retailing tersebut memiliki elemen-elemen di bawah ini:
a. Orientasi konsumen, Seorang retailer harus menentukan atribut-atribut dan kebutuhan-kebutuhan tersebut semaksimal mungkin.
b. Usaha-usaha yang berkoordinasi, Seorang retailer harus mengintegrasikan semua rencana dan kegiatan untuk memaksimalkan efisiensi.
c. Orientasi tujuan, Seorang retailer harus menetapkan tujuan dan kemudian menggunakan strateginya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Konsep retailing tersebut mensyaratkan dengan para konsumen dan mempertimbangkan keinginan-keinginan para konsumen sebagai sesuatu yang sangat penting bagi keberhasilan retailer, mengembangkan dan menindak lanjuti suatu strategi yang konsisten dan bekerja keras untuk mencapai tujuan-tujuan yang berarti, spesifik dan mudah dijangkau.

C. Komponen Bauran Eceran (retailing mix)
Komponen Bauran Eceran (retailing mix)
Komponen Bauran Eceran (retailing mix)
Sumber: Lamb,2001 dalam buku Utami “Manajemen Ritel”(2006:57)

Bauran ritel (retail mix) adalah kombinasi elemen-elemen produk, harga, lokasi, personalia, promosi, dan presentasi atau tampilan untuk menjual barang dan jasa pada konsumen akhir yang menjadi pasar sasaran.

a. Produk
Produk-produk yang dijual peritel dalam gerainya, disebut merchandise, adalah salah satu dari unsur bauran pemasaran ritel (retil marketing mix). Merchandising adalah kegiatan pengadaan barang-barang yang sesuai dengan bisnis yang dijalani toko (produk berbasis makanan, pakaian, barang kebutuhan rumah, produk umum, dan lain-lain atau kombinasi) untuk disediakan dalam toko pada jumlah, waktu, dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran toko atau perusahaan ritel.
1. Assortment (Keragaman) produk
Dalam usaha untuk menentukan variasi dan keberagaman, pembelian akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti profitabilitas dari campuran barang-barang dagangan, fillosofi perusahaan tentang arah keberagaman, karakteristik fisik toko, dan tata letak situs internet.
2. Merek (Brand)
Merek produk membantu memperkuat nama gerai, nilai merek yang baik meningkatkan citra toko yang menjadikan hubungan pelanggan dan toko bertambah karena kepercayaan mereka terhadap merek dan karena kredibilitas toko yang meningkat.
3. Timing dan Alokasi
Persediaan barang agar dapat disajikan dengan cepat setiap harinya di gerai harus disiapkan secara terencana. Rencana yang didasarkan atas perkiraan penjualan mencakup kapan pesanan dilakukan, kepada pemasok mana dipesan, kategori produk apa saja yang dipesan dari masing-masing pemasok, berapa masing-masing kategori dan masing-masing item produk yang dipesan, kapan barang diterima dari masing-masing pemasok, disimpan dimana, disimpan secara bagaimana, dan sebagainya. Ma’ruf (2006:135-152)

b. Harga (Price)
Penetapan harga adalah yang paling krusial dan sulit diantara unsur-unsur dalam bauran pemasaran ritel (merchandise, promosi, atmosfir dalam gerai, harga, dan ritail service). Harga adalah satu-satunya unsur dalam berbagai unsur bauran pemasaran ritel itu yang bakal mendatangkan laba bagi peritel. Sedangkan unsur-unsur lain dalam bauran pemasaran menghabiskan biaya.

Menurut Ma’ruf (2006:155-165) Strategi harga dapat digolongkan pada tiga orientasi yaitu:
a. Orientasi demand (permintaan); penetapan harga berdasarkan permintaan konsumen, yaitu dengan melihat pada perubahan belanja mereka pada harga-harga yang berbeda kemudian dipilih harga yang merujuk pada tingkat belanja yang ingin dicapai peritel.
b. Orientasi biaya: penetapan harga berdasarkan biaya yang paling banyak dianut oleh peritel adalah markup pricing. Peritel menetapkan harga dengan cara menambahkan biaya perolehan produk (harga pokok produk) per unitnya dengan semua biaya operasional, dan besaran laba yang diinginkan.
c. Orientasi persaingan: penetapan harga berdasarkan pesaing dilakukan peritel dengan mengikuti harga yang ditetapkan oleh para pesaing.

c. Lokasi
Salah satu faktor penting dalam mendirikan toko adalah lokasi toko tersebut. Untuk retailer yang berbasis pada toko, maka harus diputuskan suatu lokasi umum dan lokasi spesifik. Menurut Lamb, dkk. (2001:98) juga berpendapat serupa bahwa tersedianya transportasi publik, jarak dengan pertokoan lain, tersedianya tempat atau area parkir, serta keamanan dari lokasi merupakan variabel-variabel yang membentuk pemilihan lokasi. Lokasi perusahaan yang tepat akan menentukan:
1. Keunggulan pelayanan dan servis terhadap pelanggan.
2. Menghemat biaya dan akan menurunkan harga jual.
3. Mempunyai keunggulan dalam persaingan
4. Mudah dalam mendapatkan suplai barang secara continue
5. Mudah dalam memperluas areal bila memerlukan perluasa
Satu keputusan akhir tentang lokasi yang dihadapi pengecer adalah apakah mereka akan menjadi Freestanding unit (unit yang berdiri sendiri) atau menjadi penyewa sebuah pusat pembelanjaan atau mall (Lamb, dkk. 2001:99) alasan terbesar untuk mengembangkan sebuah unit lokasi yang berdiri sendiri adalah kemungkinan terlihat baik karena mereka dapat mengembangkan suatu identitas untuk para pembelanja, selain itu karena pengecer sering merasa mereka hilang diantara pusat-pusat belanja dan mall besar.

d. Personalia dan Pelayanan Konsumen
Retail service (pelayanan eceran) bertujuan memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di gerai. Hal-hal yang dapat memfasilitasi para pembeli terdiri atas layanan pelanggan, personal selling, layanan transaksi berupa cara pembayaran yang mudah, layanan keuangan berupa penjualan dengan kredit, dan fasilitas-fasilitas seperti contoh toilet, tempat mengganti pakaian bayi, food court, telepon umum, dan sarana parkir. Ada tiga unsur yang terdapat dalam suatu barang atau jasa yang dibeli, yaitu unsur inti, unsur tangible, dan unsur augmental (fasilitas yang mendukung).

Demikianlah uraian tentang Ulasan Tentang Pengertian Bauran Eceran (retailing mix) Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment